Pages

Sabtu, 22 Oktober 2016

a poem : [sampai kapan?]

Kudongakkan kepala keatas
Menatap angkasa bertabur bintang
Dengan hati terkunci pada satu nama
Tanpa alasan yang berarti

Wahai bintang dan rembulan
Apakah perasaan ini hanya sementara?
Satu nama yang belum pasti adanya
Tak pernah absen terbayang di angan

Bagai parasit menumpangi inangnya
Bagai bangunan dengan tiang penyangga
Bagai malam yang bertabur bintang
Perasaan ini terus menguatkan diriku

Perasaan ini terus menghantui
Merasuki setiap waktu tanpa henti
Oh, sekali lagi
Sampai kapankah ini bertahan?

Share with the world:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Designed by Beautifully Chaotic