Pages

Jumat, 03 Juni 2016

#firangereview : [Tentang Dear Nathan]





Akhir-akhir ini kalo mampir ke toko buku, rak yang kusamperin cuma rak majalah. Nngg.. Entah kenapa aku belum menemukan genre novel untuk anak seumuranku, dan yang cocok denganku. Tapi jujur aja, aku kangen baca buku! Tapi enggak tau mau baca apa. 

Dilema yang menyedihkan.

Singkat cerita, untuk menebus rasa dahagaku akan buku, aku pun mendownload aplikasi wattpad. Atas rekomendasi temanku, aku pun membaca cerita demi cerita. Akhirnya, kutemukan sebuah cerita berjudul Dear Nathan. Dari sinopsisnya, aku pun tertarik karena rasa penasaranku. Aku pun membacanya.

Ada yang menyebalkan disini. Ya, ketika aku sedang berada pada puncak konfliknya, cerita bersambung di tengah-tengah. Sekitar bab 20-an. Gregetan? Iya. Tapi, cerita itu digantung karena sebuah alasan; 

Ceritanya mau diterbitkan! 

Dan, apa artinya itu?

Aku tahu akhirnya harus beli apa di toko buku!

Singkat cerita, ternyata, aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli buku tersebut. Bagaimana enggak? Ada seorang temenku yang baik banget HUWAH I LOVE YOU WAHAI HAMBA ALLAH! <3 Namanya Radhiya Farhin. Iya, dia yang minjemin aku bukunya.

Perlu sekitar seminggu, karena kepotong ujian kenaikan kelas, buat nyelesein bukunya. Jujur, ini merupakan pencapaian membaca terbesarku selama aku 'vakum' membaca. Halamannya tebel, ada kali 500 halaman. Tapi, cerita di tiap babnya selalu bikin penasaran. Selalu bikin aku enggak mau lepas buat baca. Selalu bikin aku enggak mau berhenti baca.

Dear Nathan berkisah tentang seorang cowok yang bisa dibilang berandalan banget bernama Nathan. 'Hobi'nya tawuran, cari masalah sama guru, bahkan sampai cabut sekolah. Pukulan atau teguran dari guru itu sudah dianggapnya biasa, dan dia sendiri sudah kebal sama itu semua. Suatu hari, dia ketemu sama Salma, gadis baru di sekolah itu. Dia yang bantuin Salma buat masuk sekolah karena, Salma terlambat. Sejak itu, Nathan jadi kagum, bahkan menyukai Salma. Dia rela ngelakuin apa aja buat Salma; mulai dari naik angkot padahal dia anti banget sama itu, nganterin pulang, sampe jalan keliling monas.

Overall, buku ini bagus banget menurutku. Di dalemnya, ada banyak pelajaran moral yang bisa diambil. Enggak cuma tentang cinta-cintaan aja, kok. Ya, tapi yang utama emang tentang itu.

Pertama, pelajaran untuk menghargai perasaan seseorang. Ya, seperti yang ditulis di cover buku. Kedua, pelajaran untuk bangga menjadi diri sendiri. Ketiga, untuk tidak menilai seseorang dari luar. Karena, kita enggak pernah tahu latar belakang sosok tersebut. Keempat, pentingnya untuk selalu menghormati, dan menyayangi orangtua. Kita enggak pernah tahu, seberapa besar pengorbanan orangtua untuk kita. Yang kita lihat kadang, orangtua kita cerewet, banyak omong. Tapi yakinlah, dibalik itu semua, ada rasa kasih sayang, dan kekhawatiran orangtua atas kita. Bukan karena mereka jahat, atau enggak peduli sama kita.

Terakhir adalah belajar untuk bersabar. Seberat apapun ujian yang diberikan, selalu jalani dengan senyuman. Jangan terus memikirkan luka dalam hidup ini. Ingatlah untuk selalu bersyukur karena, ada yang kurang beruntung dari kita, namun, mereka bisa menyembunyikannya dan, akhirnya enggak terlihat.

"...hidup ini ibarat bumbu. Kalo semuanya manis, enggak bakal nikmat. Tapi, Tuhan sengaja ngasih percikan-percikan pedas dalam hidup, supaya lo tau gimana sensasi nikmatnya"

Buku ini, ngajarin aku tentang banyak hal. Ini recommended buat dibaca, terutama buat anak-anak SMA. Gaya penuturannya juga ringan, jadi, mudah dimengerti orang-orang.

Terima kasih Kak Erisca Febriani, udah ngebangkitin semangatku buat terus membaca, dan mungkin menulis :).

Terima kasih Nathan, atas pelajaran hidup yang diberikan. Memang kamu bukanlah objek nyata buat aku. Ya, cuma ilusi aja. Tapi, tetep aja. Terima kasih, Nathan.

"Jangan pernah ngerubah diri lo cuman untuk memenangkan hati seseorang. Tetep jadi diri sendiri, dengan cara itu, lo bakal nemuin orang yang bener-bener cinta sama lo, dengan kepribadian lo"

Share with the world:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Designed by Beautifully Chaotic