Dear Mentari,
Di ufuk Timur lah dirimu menampakkan diri pagi ini
Tak pernah ada kata tidak bagimu untuk
Menerangi setiap jiwa yang hidup di alam fana ini
Dear Mentari,
Aku pun sama layaknya seperti engkau
Aku terbit dari alam mimpi dan anganku
Untuk memulai bersua dengan realita
Namun Mentari,
Sepertinya diriku membuat suatu kesalahan
Layaknya mencoreng setiap wajah dengan tinta hitam
Layaknya memahat sebuah kayu tanpa tujuan yang berarti
Karena Mentari,
Hingga engkau kembali ke peradabanmu
Hingga langit berwarna biru menjadi bertabur bintang
Hingga hangatnya sinarmu menjadi dingin yang menusuk
Aku belum dapat berpacu dengan waktu
Hari ini terasa hampa, sia-sia tak diriku manfaatkan
Aku punya satu pertanyaan wahai Mentari,
Adakah kesempatan kedua?
***
a-little-bit-feeling-blue-poem.
kalo ada yg kurang ngerti, ini tuh puisi tentang nyesel karena nyia-nyiain waktu gitu loh. time managementnya masih enggak jelas, dan.. Yah begitulah! Dan dia mengharapkan kesempatan kedua buat memulai hari baru!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar